Main Article Content

Abstract

Samarinda continues to develop towards its vision as a "city center of civilization." One key effort in strengthening its tourism sector is Kampung Ketupat Samarinda Seberang, an iconic destination that blends Banjar and Bugis cultures. This study employs a qualitative exploratory approach to analyze the role of the Pentahelix elements—government, academia, community, media, and business—in shaping tourism policies for Kampung Ketupat. The analysis follows the interactive model by Miles, Huberman, and Saldana (2014), consisting of data condensation, data display, and conclusion drawing and verification. The government plays a crucial role in transforming Kampung Ketupat from a small home-based business into a leading tourist destination in Samarinda, officially recognized with a tourism award in 2023. Academics, including lecturers and researchers, contribute through the Community-Based Tourism (CBT) concept, implemented by Pokdarwis and residents, along with the "Kotaku" program from the Samarinda City Government. Strategic collaboration was strengthened by the visit of the Deputy Chairperson of Commission X of the Indonesian House of Representatives and the Director of Regional Destination Development II from the Ministry of Tourism and Creative Economy. This facilitated synergy between the East Kalimantan Provincial Tourism Office, the Samarinda City Tourism, Youth, and Sports Office, travel agencies, the Indonesian Tour Guide Association (HPI), and the Samarinda CSR Forum. Both mass media and social media play a vital role in promoting Kampung Ketupat, enhancing its appeal as a cultural and economic tourism destination. With the collective support of all Pentahelix elements, Kampung Ketupat continues to grow as a sustainable tourism icon in Samarinda.

Keywords

Tourist Destinations Kampung Ketupat Samarinda Pentahelix

Article Details

How to Cite
Habibi, M. ., Yani, A. ., & Eryani, T. W. R. . (2025). Application of The Pentahelix Concept in The Iconic Tourism Destination of Kampung Ketupat Samarinda, Indonesia. Golden Ratio of Social Science and Education, 5(1), 11–22. https://doi.org/10.52970/grsse.v5i1.75

References

  1. Agustino, L. (2017). Dasar-dasar kebijakan publik (edisi revisi). Bandung: Alfabeta.
  2. Badan Pusat Statistik. (2022). Kota Samarinda dalam angka 2022.
  3. Chaerunissa, S. F., & Yuniningsih, T. (2020). Analisis komponen pengembangan pariwisata desa wisata Wonolopo Kota Semarang. E-Journal Universitas Diponegoro. Retrieved from https://ejournal3.undip.ac.id/view
  4. Decree of the Minister of Tourism, Post and Telecommunication Number: KM.5/UM.209/MPPT-89 concerning guidelines for the implementation of Sapta Pesona.
  5. Hamdi, M. (2015). Kebijakan publik: Proses, analisis, dan partisipasi (Cet. 2). Bogor: Ghalia Indonesia.
  6. Kagungan, D., Duadji, N., & Meutia, I. F. (2021). Kolaborasi model pentahelix dalam kebijakan pengembangan industri pariwisata di Kabupaten Pesawaran. FISIP Universitas Lampung. Retrieved from http://repository.lppm.unila.ac.id/34746/1/full%20paper%20artikel%20IICIS%202021..pdf
  7. Law of the Republic of Indonesia Number 10 of 2009 Concerning Tourism.
  8. Law of the Republic of Indonesia Number 23 of 2014 Concerning Regional Government.
  9. Mahmudi. (2015). Manajemen kinerja sektor publik. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
  10. Manullang, M. (2012). Dasar-dasar manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  11. Masruri. (2014). Analisis efektivitas program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan. Padang: Akademia Permata.
  12. Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative data analysis: A methods sourcebook (3rd ed.). California: Sage Publications, Inc.
  13. Moleong, L. J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif (Ed. revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  14. Mukarom, Z., & Laksana, M. W. (2018). Manajemen pelayanan publik (Cet-2). Bandung: CV. Pustaka Setia.
  15. Mulyadi, D. (2016). Studi kebijakan dan pelayanan publik. Bandung: Alfabeta.
  16. Noor, M. F., Lanang Nala, I. W., Aisyiyah, F., & Zulfiani, D. (2020). Persepsi pengunjung terhadap fasilitas Kampung Ketupat Warna Warni Samarinda. Jurnal Riset Inossa, 2(1), 34-46. Retrieved from https://ojs.samarindakota.go.id/index.php/jri/article/download/19/13
  17. Nugroho, R. (2011). Public policy: Dinamika kebijakan-analisis kebijakan-manajemen kebijakan (Edisi Ketiga). Jakarta: PT. Gramedia.
  18. Nugroho, R. (2014). Kebijakan publik: Di negara-negara berkembang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  19. Priansa, D. J., & Garnida, A. (2013). Manajemen perkantoran efektif, efisien, dan profesional. Bandung: Alfabeta.
  20. Purwanto, E. A., & Sulistyastuti, D. R. (2012). Implementasi kebijakan publik: Konsep dan aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
  21. Putra, M. Y. C. K., Hetami, A. A., Putera, M. T. F., Althalets, F., & Ramli, A. (2021). Strategi pengembangan dalam meningkatkan daya tarik wisata di Kampung Ketupat Warna Warni Kencana Samarinda. Cendekia (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran) IKIP PGRI Kalimantan Timur, 6(2), 152-165. Retrieved from https://cendikia.ikippgrikaltim.ac.id/index.php/cendikia/article/view/129
  22. Regional Regulation of Samarinda City Number 4 of 2020 Concerning the Master Plan for Regional Tourism Development for 2019-2025.
  23. Ridhawati. (2020). Strategi pengembangan destinasi wisata Hutan Pinus Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Negeri Makassar.
  24. Rusyidi, B., & Fedryansah, M. (2018). Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, 1(3), 155-165.
  25. Satispi, E., & Mufidayaiti, K. (2019). Kebijakan publik: Teori dan aplikasinya. Jakarta: UMJ Press.
  26. Satori, D., & Komariah, A. (2017). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
  27. Sellang, K. (2016). Administrasi dan pelayanan publik: Antara teori dan aplikasinya. Yogyakarta: Ombak Tiga.
  28. Setiawan, N. A. P., Ridwan, T. M., Putri, N. A., Nasrullah, M. H., & Sabilillah, A. A. F. (2024). Metode Pentahelix dalam pengembangan desa wisata Ketapanrame. Jurnal Manajemen Pariwisata dan Perhotelan (JMPP), 2(1), 199-204. Retrieved from https://ifrelresearch.org/index.php/jmpp-widyakarya/article/download/2751/2476
  29. Setyara, R. A., Dzaky, A. F., & Darmawan, R. (2024). Design Pentahelix dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Pulau Pari. JPP (Jurnal Pendidikan dan Perhotelan), 4(1), 68-77. Retrieved from https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpp/article/download/45377/17228
  30. Sugiyono. (2015). Metode penelitian kombinasi (mix methods). Bandung: Alfabeta.
  31. Sugiyono. (2018). Metode penelitian pendekatan pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
  32. Sujarweni, V. W. (2014). Metode penelitian: Lengkap, praktis, dan mudah dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
  33. Suryabrata, S. (2014). Metodologi penelitian (Cet. ke-25). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
  34. Tahir, A. (2014). Kebijakan publik & transparansi penyelenggaraan pemerintah daerah. Bandung: Alfa Beta.
  35. Taufiqurakhman. (2014). Kebijakan publik: Pendelegasian tanggung jawab negara kepada presiden selaku penyelenggara pemerintahan. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Moestopo Beragama (Pers).
  36. Tika, M. P. (2014). Budaya organisasi dan peningkatan kinerja perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara.
  37. Warsono, H., Astuti, R. S., & Marom, A. (2019). Teori administrasi. Semarang: Undip Press.
  38. Widayuni, R. (2019). Partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata di Desa Sidokaton Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan.
  39. Winarno, B. (2012). Kebijakan publik (teori, proses, dan studi kasus). Yogyakarta: PT. Buku Seru, CAPS.