Main Article Content

Abstract

This research investigates the implementation of tiered training programs for early childhood education (PAUD) teachers and their effectiveness in enhancing professional competence. Employing a qualitative case study design, the study provides an in-depth analysis of how such training influences teachers' academic qualifications, particularly in the domains of knowledge, pedagogical skills, and professional attitudes. The findings reveal that the tiered training approach significantly contributes to the development of teachers' capacities by addressing their practical needs in the classroom. Teachers reported substantial benefits, including improved understanding of child development, the ability to design innovative lesson plans (RPP), and the application of effective and contextualized learning strategies. Furthermore, the incorporation of innovative training methods such as case studies, simulations, and the integration of digital technologies ensures that the training remains both relevant and applicable to contemporary educational contexts. Overall, the study concludes that the innovation embedded in the tiered training program has been systematically and strategically designed, resulting in measurable improvements in teachers' performance and professional growth. These outcomes underscore the critical role of structured capacity-building initiatives in advancing the quality of early childhood education.

Keywords

Tiered Training Program Professional Competence Teacher Performance

Article Details

How to Cite
Armiaty, & Khadafie, M. (2025). Innovative Model of Tiered Early Childhood Education (ECE) Training: A Case Study of the West Sumbawa Regency Education and Culture Office. Golden Ratio of Social Science and Education, 5(2), 569–587. https://doi.org/10.52970/grsse.v5i2.1629

References

  1. Agustina, D. (2021). Inovasi dalam pelatihan pendidik PAUD di Kabupaten Y. Makassar: Lembaga Pendidikan Kreatif.
  2. Amabile, T. M. (1996). Creativity in context. Boulder, CO: Westview Press.
  3. Angrosino, M. (2007). Doing ethnographic and observational research. SAGE Publications.
  4. Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
  5. Badan Pusat Statistik. (2022). Statistik pendidikan di Sumbawa Barat. Sumbawa Barat: BPS.
  6. Bappeda Sumbawa Barat. (2022). Laporan anggaran pendidikan Kabupaten Sumbawa Barat.
  7. Bappenas. (2022). Analisis kebijakan pendidikan nasional.
  8. Barney, J. (1991). Firm resources and sustained competitive advantage. Journal of Management, 17(1), 99–120. https://doi.org/10.1177/014920639101700108
  9. Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3(2), 77–101.
  10. Brown, T., & Wyatt, J. (2010). Design thinking for social innovation. Stanford Social Innovation Review, 8(1), 30–35.
  11. Brynard, P. A. (2005). Policy implementation: Lessons for service delivery. Journal of Public Administration, 40(4), 649–664.
  12. Christensen, C. M. (1997). The innovator’s dilemma: When new technologies cause great firms to fail. Boston, MA: Harvard Business Review Press.
  13. Creswell, J. W. (2014). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches (4th ed.). Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.
  14. Damanpour, F. (1991). Organizational innovation: A meta-analysis of effects of determinants and moderators. Academy of Management Journal, 34(3), 555–590. https://doi.org/10.2307/256406
  15. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa Barat. (2023). Data lembaga PAUD dan tenaga pendidik.
  16. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa Barat. (2022). Laporan tahunan pendidikan Kabupaten Sumbawa Barat.
  17. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa Barat. (2021). Laporan tahunan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa Barat.
  18. Edwards, G. C., III. (1980). Implementing public policy. Washington, DC: Congressional Quarterly Press.
  19. Elmore, R. F. (1980). Backward mapping: Implementation research and policy decisions. Political Science Quarterly, 94(4), 601–616. https://doi.org/10.2307/2149621
  20. Etzkowitz, H., & Leydesdorff, L. (2000). The dynamics of innovation: From national systems and "Mode 2" to a triple helix of university–industry–government relations. Research Policy, 29(2), 109–123.
  21. Fitria, L. (2020). Diklat berjenjang untuk pendidik PAUD: Implementasi dan tantangan. Padang: Andalas Edu.
  22. Fitriani, S. (2021). Dampak diklat berjenjang terhadap keterampilan mengajar. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 9(1), 12–25.
  23. Fullan, M. (2007). The new meaning of educational change (4th ed.). New York: Teachers College Press.
  24. Grindle, M. S. (1980). Politics and policy implementation in the Third World. Princeton, NJ: Princeton University Press.
  25. Guba, E. G., & Lincoln, Y. S. (1981). Effective evaluation: Improving the usefulness of evaluation results through responsive and naturalistic approaches. San Francisco, CA: Jossey-Bass.
  26. Hamel, G., & Prahalad, C. K. (1994). Competing for the future. Boston, MA: Harvard Business School Press.
  27. Hartono, S. (2023). Evaluasi program pendidikan anak usia dini: Pendekatan dan metode. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Kebudayaan, 5(5), 200–210.
  28. Hidayah, N. (2020). Analisis kebutuhan dalam pengembangan program diklat. Jurnal Pendidikan dan Inovasi, 10(2), 67–75.
  29. Hidayati, N. (2019). Evaluasi program diklat berjenjang di PAUD: Studi kasus di Provinsi X. Yogyakarta: Adi Buana Press.
  30. Hogwood, B. W., & Gunn, L. A. (1984). Policy analysis for the real world. Oxford: Oxford University Press.
  31. Iskandar, A. (2023). Metode pembelajaran PAUD berbasis permainan. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 12(1), 45–56.
  32. Kemendikbudristek. (2022). Panduan implementasi Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
  33. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Merdeka belajar: Kebijakan pendidikan nasional. Jakarta: Kemendikbudristek.
  34. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  35. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2022). Statistik pendidikan tahun 2022. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  36. Kurniasih, I., & Sumantri, M. S. (2021). Dampak pelatihan guru terhadap penerapan pembelajaran aktif di PAUD. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 15(1), 45–56. https://doi.org/10.21009/JPUD.151.04
  37. Kurniawan, A. (2020). Koordinasi dalam penyelenggaraan diklat berjenjang. Jurnal Manajemen Pendidikan, 8(3), 45–59.
  38. Kurniawan, R. (2023). Evaluasi program pelatihan tenaga pendidik PAUD. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 12(2), 67–78.
  39. Kvale, S. (2007). Doing interviews. SAGE Publications.
  40. Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (1985). Naturalistic inquiry. SAGE Publications.
  41. Lestari, M. (2020). Peran Dinas Pendidikan dalam implementasi diklat PAUD. Malang: Lembaga Pengembangan PAUD.
  42. Lestari, P. (2022). Peran instruktur dalam kualitas diklat berjenjang. Jurnal Pendidikan dan Pelatihan, 10(2), 30–44.
  43. Lipsky, M. (1980). Street-level bureaucracy: Dilemmas of the individual in public services. New York: Russell Sage Foundation.
  44. Matland, R. E. (1995). Synthesizing the implementation literature: The ambiguity-conflict model of policy implementation. Journal of Public Administration Research and Theory, 5(2), 145–174.
  45. Mazmanian, D. A., & Sabatier, P. A. (1983). Implementation and public policy. Glenview, IL: Scott, Foresman.
  46. Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2014). Qualitative data analysis: A methods sourcebook. SAGE Publications.
  47. Mulgan, G. (2007). Ready or not? Taking innovation in the public sector seriously. London: NESTA.
  48. Nugroho, R. (2017). Public policy: Dinamika kebijakan, analisis kebijakan, manajemen kebijakan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
  49. Nurhadi, M. (2021). Revitalisasi nilai budaya lokal dalam pembelajaran anak usia dini. Jurnal Pendidikan Anak, 12(2), 78–90. https://doi.org/10.24114/jpa.v12i2.27698
  50. Patton, M. Q. (2008). Utilization-focused evaluation (4th ed.). Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.
  51. Permendikbud Nomor 28 Tahun 2020. Tentang Diklat Berjenjang untuk Tenaga Pendidik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  52. Prasetyo, B. (2020). Dukungan pimpinan dalam implementasi diklat PAUD. Jurnal Pendidikan dan Kebijakan, 11(3), 55–70.
  53. Prasetyo, E. (2021). Kebijakan diklat berjenjang pendidik PAUD: Tinjauan kebijakan pendidikan. Jakarta: Pustaka Kebijakan Pendidikan.
  54. Pressman, J. L., & Wildavsky, A. B. (1984). Implementation: How great expectations in Washington are dashed in Oakland (3rd ed.). Berkeley: University of California Press.
  55. Rahman, A. (2019). Evaluasi implementasi diklat berjenjang di Sumbawa Barat. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 15(2), 123–135.
  56. Rahman, T. (2023). Kerjasama antara pemerintah dan universitas dalam pembinaan tenaga pendidik PAUD. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Kebudayaan, 5(4), 145–152.
  57. Rahmawati, D., Astuti, T., & Lestari, P. (2022). Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi guru PAUD dalam pelatihan berkelanjutan. Jurnal Pendidikan dan Pelatihan, 7(2), 101–114. https://doi.org/10.26858/jpp.v7i2.29734
  58. Rahmawati, S. (2021). Pengembangan model diklat berjenjang untuk pendidik PAUD. Bandung: Pustaka Ilmu Anak.
  59. Sari, D. (2020). Pengaruh diklat berjenjang terhadap kompetensi tenaga pendidik PAUD. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 12(1), 45–60.
  60. Sari, M. (2023). Peran masyarakat dalam pendirian lembaga PAUD di Desa Labuan Aji. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Kebudayaan, 5(3), 123–130.
  61. Setiawan, B. (2022). Strategi inovatif dalam pembinaan ketenagaan PAUD. Surabaya: Cipta Pendidikan Press.
  62. Setiawan, I. (2022). Evaluasi materi diklat untuk tenaga pendidik PAUD. Jurnal Ilmu Pendidikan, 13(1), 34–50.
  63. Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
  64. Supriyadi, A. (2020). Inovasi dalam pendidikan anak usia dini: Tantangan dan solusi. Jakarta: Edukasi Mandiri Press.
  65. Supriyadi, A. (2023). Hubungan kompetensi tenaga pendidik dengan hasil belajar anak PAUD. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 12(3), 89–98.
  66. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: DPR RI.
  67. UNICEF Indonesia. (2021). Early childhood education in Indonesia: Challenges and policy recommendations. Jakarta: UNICEF. https://www.unicef.org/indonesia/reports/early-childhood-education-indonesia
  68. Van Meter, D. S., & Van Horn, C. E. (1975). The policy implementation process: A conceptual framework. Administration & Society, 6(4), 445–488. https://doi.org/10.1177/009539977500600404
  69. Widiastuti, R. (2021). Peran Dinas Pendidikan dalam implementasi diklat berjenjang. Jurnal Administrasi Pendidikan, 14(3), 78–89.
  70. Winarno, B. (2012). Kebijakan publik: Teori, proses, dan studi kasus. Yogyakarta: CAPS.
  71. Yulianti, R. (2021). Model pelatihan berbasis kompetensi untuk tenaga pendidik. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 14(2), 90–102.
  72. Yulianti, R. (2022). Inovasi pembelajaran PAUD di era digital. Semarang: Digital Learning Press.
  73. Zulkarnain, M. (2022). Pengaruh diklat berjenjang terhadap kualitas pendidik PAUD. Bandung: Pusat Kajian Pendidikan Anak.